Jumlah pakan yang diberikan pada ikan nila bergantung pada ukuran ikan dan temperatur kolam. Pakan yang diberikan dihitung dari persentasi bobot badan rata-rata ikan. Semakin besar ukuran ikan maka rasio pakan terhadap bobot ikan semakin rendah. Dengan demikian jumlah pakan harus disesuaikan dengan bobot badan ikan secara berkala.
Pada awal kehidupannya anak ikan nila (burayak) memiliki kantong persediaan makanan dalam lambungnya. Makanan ini dicerna burayak untuk menopang kehidupannya. Akibatnya bobot badan ikan akan berkurang sekitar 50% setiap 3 hari. Kehilangan bobot badan ini harus dikompensasi dengan pemberikan pakan yang lebih sering. Disamping karena pertumbuhan yang cepat, kebutuhan energi yang tinggi dan ukuran lambung yang masih kecil maka burayak perlu diberikan makan sebanyak 8-10 kali sehari.
Selain jumlah pakan yang diberikan, frekuensi pemberikan pakan juga perlu diperhitungkan dalam budidaya ikan nila. Interval pemberikan pakan tergantung pada ukuran lambung dan kecepatan ikan untuk mengosongkan lambungnya (mencerna makanan). Kecepatan mengosongkan lambung dipengaruhi oleh suhu air, bobot ikan, ukuran pakan, dan komposisi pakan.
Pada kebanyakan ikan, pakan yang pertama dimakan adalah yang paling pertama dicerna dan paling pertama juga dibuang menjadi kotoran. Tetapi tidak demikian halnya dengan ikan nila. Pada ikan nila, pakan yang dimakan ikan akan segera masuk memenuhi lambung dan kemudian secara perlahan makanan ini akan dicerna. Bila ikan masih makan pada saat lambung masih penuh maka makanan itu akan masuk menuju usus tanpa dicerna. Dengan demikian makanan tambahan tersebut akan terbuang dengan sia-sia.
Penelitian di North Central Regional Aquaculture Center menunjukkan ikan nila membutuhkan 4 -5 jam untuk mencerna seluruh makanan yang ada dilambungnya. Dengan demikian, memberikan pakan yang paling optimum adalah dalam interval waktu 4 - 5 jam.
Pemberian pakan pada interval yang lebih sering akan mengurangi sifat agresif sebab bila ikan kelaparan maka mereka akan saling menyerang. Hal ini akan memberikan pertumbuhan ikan yang lebih cepat dan ukuran ikan yang homogen. Sebaliknya, bila frekuensi pemberikan pakan terlalu sering maka pemanfaatan pakan tidak akan efisien.
Sumber: Feeding Tilapia in Intensive Recirculating Systems
Pada awal kehidupannya anak ikan nila (burayak) memiliki kantong persediaan makanan dalam lambungnya. Makanan ini dicerna burayak untuk menopang kehidupannya. Akibatnya bobot badan ikan akan berkurang sekitar 50% setiap 3 hari. Kehilangan bobot badan ini harus dikompensasi dengan pemberikan pakan yang lebih sering. Disamping karena pertumbuhan yang cepat, kebutuhan energi yang tinggi dan ukuran lambung yang masih kecil maka burayak perlu diberikan makan sebanyak 8-10 kali sehari.
Selain jumlah pakan yang diberikan, frekuensi pemberikan pakan juga perlu diperhitungkan dalam budidaya ikan nila. Interval pemberikan pakan tergantung pada ukuran lambung dan kecepatan ikan untuk mengosongkan lambungnya (mencerna makanan). Kecepatan mengosongkan lambung dipengaruhi oleh suhu air, bobot ikan, ukuran pakan, dan komposisi pakan.
Pada kebanyakan ikan, pakan yang pertama dimakan adalah yang paling pertama dicerna dan paling pertama juga dibuang menjadi kotoran. Tetapi tidak demikian halnya dengan ikan nila. Pada ikan nila, pakan yang dimakan ikan akan segera masuk memenuhi lambung dan kemudian secara perlahan makanan ini akan dicerna. Bila ikan masih makan pada saat lambung masih penuh maka makanan itu akan masuk menuju usus tanpa dicerna. Dengan demikian makanan tambahan tersebut akan terbuang dengan sia-sia.
Penelitian di North Central Regional Aquaculture Center menunjukkan ikan nila membutuhkan 4 -5 jam untuk mencerna seluruh makanan yang ada dilambungnya. Dengan demikian, memberikan pakan yang paling optimum adalah dalam interval waktu 4 - 5 jam.
Pemberian pakan pada interval yang lebih sering akan mengurangi sifat agresif sebab bila ikan kelaparan maka mereka akan saling menyerang. Hal ini akan memberikan pertumbuhan ikan yang lebih cepat dan ukuran ikan yang homogen. Sebaliknya, bila frekuensi pemberikan pakan terlalu sering maka pemanfaatan pakan tidak akan efisien.
Sumber: Feeding Tilapia in Intensive Recirculating Systems
0 comments:
Post a Comment